Rabu, 25 September 2013

Semua stres!

Mood saya hari ini sebenarnya sedang tidak bagus. Seandainya saya ngelab sendiri mungkin saya akan lebih memilih tidak beranjak dari benda yang terbuat oleh sekumpulan kapuk kemudian dijahit rapi ini. 

Isolasi RNA kami tidak pernah berhasil. Apa yang salah? Higiene, pipetting, buffer, kami perhatikan betul. Lalu apa yang salah? Dan sampai pada hari ini, saya merasa akan membuat cell line dari kidney hamster yang akan saya isolasi RNAnya ngambek. Jadi, sebelum mereka ngambek, biar teman se-lab saya saja yang mengisolasinya. Saya hanya menelungkupkan wajah ke meja berwarna hitam yang terletak di sebelah barat laboratorium dengan telinga tersumpal headset. Sambil sesekali melihat ke arah teman lab saya yang sedang asyik masyuk memindahkan solution dari microtube satu ke microtube lainnya. Sudah pasti saya merasa bersalah. 

Beberapa jam kemudian, teman saya sudah membawa bungkusan plastik bersama microtube yang berisi RNA dan siap dicek di laboratorium. Saya dan teman saya masuk menyerahkan sampel RNA ke laboratorium biologi molekuler FK UGM untuk dilihat nilai absorbansinya, saya masih menganggap biasa saja. Setelah saya menyerahkan sampel, saya bertanya kapan sampel bisa diambil. Besok saja mbak. Jam berapa ya mbak kira-kira? tanya saya. Besok mbak datang aja, terus langsung saya cek. Ooh iya.

Keluar dari ruangan itu, saya menggerutu kepada teman saya. Lah sih, kenapa gak sekarang aja diceknya terus kita tungguin. Kenapa harus nunggu besok kalo masih harus sama-sama ditungguin? Ah stres! 

Teman saya hanya tertawa. Saya pencet tombol lift. Betapa terkejutnya pintu yang terbuka malah lift yang tidak kami pencet tombol gambar panah ke bawah. Lah ma -panggilan dari Rohma- , lift juga ikutan stres!

Teman saya itu tertawa lagi.

Kenapa hari ini berjalan begitu stresnya?


*masih 25-09-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar