Rabu, 17 Juli 2013

Tulisan ini sebenarnya rewrite dari vemale.com. Saya tulis di blog sebenarnya untuk menguatkan dan menghibur diri saya sendiri setelah 3 kali berturut-turut mengalami cobaan besar dalam hidup saya J (dan sepertinya membuat saya berpikir semakin dewasa J )

Mengapa Tuhan menciptakan wanita dengan air mata

Karena wanita itu unik. Aku menciptakannya tidak sama seperti kamu. Ia adalah makhluk yang paling istimewa

Ku kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anakmu kelak

Ku lembutkan hatinya untuk memberimu rasa aman

Ku kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia

Ku teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah

Ku beri naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati dan disakiti oleh orang yang disayangi

Ku hembuskan kasih sayang agar ia bisa mencurahimu dengan perhatian

Ku buat matanya lentik karena ia akan menjadi jendela kedamaian

Ku buat senyumnya merekah seperti mahkota bunga untuk membuatmu tetap mengingat indahnya dunia

Ku buat tangannya terampil untuk menjagamu agar tak pernah kekurangan

Tapi jika suatu saat ia menangis..
Itu karena Aku memberikannya air mata untuk membasuh luka batin dan memberikan kekuatan yang baru. Bukanlah sebuah tanda kelemahan dan kekalahan.

--------

Sekarang saya paham kenapa surga di telapak kaki ibu. Wanita itu suka banget sakit lho, pertama sakit bulanan ketika menstruasi, kedua sakit ketika melahirkan. Masak para pria mau menyakiti wanita untuk yang ketiga kalinya? hehe

Tidak perlu jauh-jauh contohnya. Saya terkadang mengamati kehidupan bapak dan ibu saya sendiri. Meskipun terkadang ibu saya cenderung pemarah dan tidak sabaran, tetapi menurut saya beliau wanita yang sangat hebat. Ibu saya menemani bapak saya ketika bapak saya belum punya apa-apa, sampai punya apa-apa, dan hingga tidak memiliki apa-apa lagi (hehehe). Beliau bekerja tetapi juga ibu rumah tangga. Bayangkan saja setelah bangun tidur masih harus memasak, memandikan dan mengurus anak, mencuci, membersihkan rumah dan kemudian berangkat kerja. Ketika bapak saya diberikan cobaan yang sangat besar, ibu saya masih menemani bapak saya hingga saat ini. Terkadang bapak curhat ke saya, kalau ibu kurang perhatian, tidak pernah mengucapkan hati-hati kalau bapak saya berangkat kerja. Mungkin bapak lupa, ibu saya selalu masak dan membuatkan kopi meskipun mereka sedang bertengkar atau ibu saya sedang sakit, ketika bapak saya sakit beliau yang sibuk merawat bapak, membuatkan jahe hangat. Tapi bapak tidak ingat, ketika ibu sakit, bapak sama sekali tidak merawat ibu (hehehe) dan ibu masih sabar dan nrimo.

Wanita kedua yang saya nilai hebat adalah salah satu teman saya (bisa dibilang seperti itu J ). Wanita ini sangat sangat sangat sabar dalam menghadapi suaminya yang brutal, nakal, dan sebagainya dan seterusnya. Berkali-kali disakiti tetapi dia masih tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Dia pernah bilang kepada saya, kamu akan mengerti setelah kamu menikah dan memiliki anak. Suaminya pernah bilang bahwa istrinya tidak mau menurut apa yang dikatakan oleh dia. Tetapi sepertinya dia lupa, apa yang sudah istrinya lakukan untuk dia. Saya salut sekali dengan wanita itu J

Saya pernah membaca novel karya dewi lestari, bahwa “suatu saat kamu akan mengerti bahwa kebahagiaan pribadimu itu tidak lagi penting.” Ada kebahagiaan-kebahagiaan lain yang harus diperjuangkan meskipun itu butuh pengorbanan yang sangat besar. Dan saya rasa, saya mulai mengerti akan hal ini.

Yaa begitulah, terkadang kita menilai pasangan kita penuh kekurangan, banyak kesalahan fatal yang pernah dilakukan oleh pasangan kita. Akan tetapi seringkali kita tidak sadar apa yang sudah pasangan kita korbankan dan usahakan demi kebahagiaan bersama. Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan.


Jangan pernah kau hadir dalam kehidupan seseorang, membuat dia mencintaimu, memilih kamu dalam hidupnya, memberikan seluruh apa yang dia miliki kepadamu, kalau pada akhirnya kau akan menyakitinya. 

Jangan berdalih bahwa “tidak ada yang tau akan takdir”. Itu hanya ucapan pecundang dan pengecut yang tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau kamu sudah tau tidak ada yang tau takdir, jangan buat dia mencintaimu dengan segala euforia cintamu yang hanya sesaat di awal. See?? J

Yogyakarta, 17 Juli 2013